Showing posts with label Puisi Agus. Show all posts
Showing posts with label Puisi Agus. Show all posts

Wednesday, February 6, 2013

Bila didekatmu dengan berbisik, akan saya bilang;

Dari tiap titik hujan, saya dapati engkau melamun di antara rintiknya,

Sendiri, menyangga janggut sambil sesekali membenarkan kacamata,

karena embun hujannya

Atau ia sekedar berbenah menanti

gerimis berakhir,



Ini mungkin yang akan saya bilang;

Bila didekatmu dengan berbisik,



Jangan percaya kalo saya bilang kamu cantik,

karena kamu adalah cendrawasih yang berbulu pelangi dan hinggap di kursi,

Jangan percaya kalo saya bilang kamu manis,

karena kamu adalah sari madu dan zaitun yang tertetes pertama kali,

Jangan percaya kalo saya bilang kamu anggun,

karena kamu adalah kupu-kupu yang hinggap di melati,

Jangan percaya kalo saya bilang kamu baik,

karena kamu adalah peri yang bertugas membagi senyum,



Ya begitu, kurang lebih seperti itu

Cukup saya memandangimu saja,

agar yang sepertimu tetap seperti itu adanya,

Dan jangan bilang ini rayuan atau pujian,

karena ini hanya degup jantung yang diwakilkan kanvas,

Untuk dilukis pada tiap kelopak bunga musim semi,



--

agus_ngawi 085733246907

Wednesday, January 9, 2013

Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah,

Mengapa Hanya Kau Beri Luka! Bacalah
aku salah lagi..
kesekian kalinya aku salah
salah dalam memilih cinta yang sesungguhnya
cinta yang harusnya membuatku tersenyum
tapi apa??
mengapa hanya kau beri luka!

hanya ada aku dan luka ini
luka yang sulit tuk kuobati
berulang kali aku mencoba mencintainya
namun sulit� itu yan kurasakan

aku seperti boneka yang patut di permainkan
semua memandangku lemah tak berdaya
patut di permainkan dan patut di duakan

mengapa aku terlalu lemah??
apakah sejak aku kenal dan mencintanya sampai sekarang??

aku lelah terus berharap tapi aku tak bisa memilikinya..
dia orang pertama yang membuatku jatuh cinta
tetapi� saat itu pila dia membuatku merasakan sakit hati..
seperti ada lubang besar di hati ini..

aku terlihat lemah dihadapan semua orang
sudah banyak yang menjadi kekasihku
bahkan aku hanya sebagai permainannya
namun apa daya aku selalu memikirkan dia!!!

cinta pertamaku yang telah membuatku sakit
tapi apa??? aku masih belum bisa melupakannya

tuhan andaikan waktu bisa berputar kembali
aku ingin mengucapkan kata itu
kata sayangku kepadanya..

meskipun ia telah membuatku patah hati
namun kusulit untuk melupakan kenangan indah saat aku bersamanya dulu

saat dia membuatku tersenyum bahagia
saat dia membuatku tertawa lepas
dan saat dia menghapus air mataku saat ku bersedih
sulit aku melupakannya tuhan

kucoba 'tuk membencinya
tapi apa??
bayangannya malah selalu berputar di otakku
andaikan dahulu ku bersamanya dan mengungkapkan isi hatiku
meskipun ku tau dia tidak akan membalasnya..

--
agus_ngawi

Layu Setangkai Mawar Cidera

Meski hari ini mentari tak malu tuk tunjukan sinarnya

Tidak denganku

Yang begitu merasakan dingin tak tertahankan

Mengalir di sekujur tubuhku

Membuatku semakin melemah

Ingin rasanya ku buang sakit ini

Seperti layunya setangkai mawar

Yang lemah tanpa duri


Bosan terus berada dalam keadaan yang tak kunjung membaik

Ingin aku kembali seperti dulu

Yang tak pernah merasakan sakit,

sesakit ini

Dan begitu rapuhnya tanpa duri


Berusaha tuk kuat namun sulit

Berusaha tuk berdiri namun tak mampu


Aku tidak ingin menjadi diri yang lemah

Aku tidak ingin menjadi diri yang mengeluh

Tapi rasa sakit ini sungguh membuatku tak berdaya

Akankah mawar yang tegar

Menjadi layu dan Mati tanpa duri,


--
agus_ngawi

Sunday, January 6, 2013

SURAT - SURAT CINTA By; Isbedy Stiawan ZS

Jangan tikam aku jika lukanya tak sampai ditubuhmu.
Sudah berabad-abad kutahan perihku pada waktu yang tak pernah lagi beri canda.
Lantaran cinta aku selalau tersenyum setiap punggungku ka tujah.
Dan darahnya akan selalu kukenang sebagai persahabatan kita.

Inilah isbedy yang tak pernah menulis surat-surat dendam.
Karena cinta-Nya, apa yang bernama luka hanyalah peristiwa.
Lalu pada setiap lembar buku yang tertulis hanyalah cinta. Hanyalah cinta!

Jangan tikam aku jika darahnya tak sampai ke anyirmu.
Sudah sering kudendangkan perdamaian hingga kau pulas dengan senyum
demi senyum; inilah yang kusuratkan setiap waktu.
Meski aku tak mengerti pembantaian masih saja berlangsung. Di setiap
nurani..... . .

Inilah isbedy! Tak pernah sangar meski wajah telah berdarah sebab
senyum lelaki pertama yang terbunuh itu telah sempurna mengecat
sudut-sudut nurani.
Ya inilah isbedy yang tak henti mengirim surat-surat cinta padamu... . .


--
agus_ngawi 085733246907